ADIL,RIDHA DAN AMAL SHALEH
I. ADIL
1. Pengertian Adil Adil artinya meletakkan sesuatu
pada tempatnya. Maksudnya ialah tidak memihak antara yang satu dengan yang
lain. Menurut istilah, adil adalah menetapkan suatu kebenaran terhadap dua
masalah atau bebepara masalah untuk dipecahkan sesuai dengan aturan-aturan yang
telah ditetapkan oleh agama. Dengan demikian keadilan berarti bertindak atas
dasar kebenaran, bukan mengikuti kehendak hawa nafsu, Firman Allah berfirman:
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri
atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia. Kaya ataupun miskin, Maka Allah
lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena
ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata)
atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui
segala apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nisa ; 135) Maksud dari berlaku adil
berarti, memutuskan suatu perkara disesuaikan dengan amal perbuatan seseorang
tanpa memandang rakyat atau pejabat, miskin tau kaya siapa yang bersalah harus
dihukum. Karena Allah SWT yang maha adil membebani hukum kepada hamba-Nya
disesuaikan dengan kemampuannya.dan di dalam menjatuhi atau memutuskan hukuman
desisuaikan dengan apa yang pernah diperbuatnya. Perhatikan firman Allah yang
artinya: Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat
(kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
sempurna,dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu)”. (QS.
An-Najm 39 – 42) Berdasarkan ayat di atas, dapat diambil pelajaran bahwa Allah
SWT memerintahkan kepada manusia untuk menegakkan keadilan walaupun terhadap
ibu, bapak, kaum kerabat, bahkan terhadap dirinya sendiri. Dalam ayat lain
Allah SWT berfirman Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat”. (QS. An-Nisa 58) Sebagai pemimpin dan hakim,
Rasulullah menegakka keadilan dengan sebaik-baiknya. Hal ini beliau
mencontohkan dalam haditsnya yang artinya :” jika sekiranya Fatimah binti
Muhammad mencuri, niscaya akupotong tangannya “ (HR.Bukhari) Didalam hadits
yang lain beliau beersabda yang artinya :”Sesungguhnya Allah beserta para hakim
selama hikim itu tidak curang, apabila ia telah curang Allah pun menjauh dari
hakim itu mulailahsetan menjadi teman yang erat bagi hakim itu” (HR. At-
Turmudzi) Dari keterangan ayat-ayat dan hadits diatas, jalaslah bahwa keadilan merupakan
sendi pokok ajaran Islam yang harus ditegakkan. Dengan ditegakkannya keadilan
dlam segala hal, akan menjamin segala urusan menjadi lancar. Sebaliknya,
apabila keadilan dikesampingkan dan diabaikan akan berkibat perpecahan dan
kehancuran di kalangan umat. Apakah manfaat dan keutamaan dari orang yang
berlaku adil, jawabnya: a. membuat orang disenangi sesamanya b. memberi
ketenangan dan ketenteraman hidup c. mendatangkan ridla dari Allah karena telah
mengerjakan perintah-Nya d. Mendapatkam pahala di akhirat kelak, dan e.
meningkatkan semangat kerja
2. Macam-macam perilaku adil Barlaku adil dapat
diklasifikasikan kepadai 4 bagian yaitu : 1). Barlaku adil kepada Allah SWT,
yakni menjadikan Allah satu-satunya Tuhan yang memiliki kesempurnaan, Kita
sebagai makhluknya harus senantiasa tunduk dan patuh pada perintah-Nya dan
menjuhi larangan-Nya 2). Berlaku adil terhadap diri sendiri, yakni menempatkan
diri pribadi pada tempat yang baik dan benar. Diri kita harus terjaga dan
terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan, tidak menganiaya diri sendiri
dengan menuruti hawa nafsu yang skibatnya dapat mencelakakan diri sendiri. 3)..
Berlaku adil terhadap orang lain, yakni menempatkan orang lain pada tempat dan
perilaku yang sesuai, layak, benar memberikan hak orang lain dengan jujur dan
benar serta tidak menyakiti dan merugikan orang lain. 4). Berlaku adil terhadap
makhluq lain, yakni memberlakukan makhluq Allah SWT yang lain dengan layak dan
sesuai dengan syariat Islam dan menjaga kelestarian dengan merawat dan menjaga
kelangsungan dengan tidak merusaknya. 3. Menunjukkan sikap adil terhadap orang
lain dapat dilakukan dengan berbagai hal : 1). Patuh kepada perintah Allah dan
Rasulnya 2). Memberikan rasa aman kepada orang lain dengan sikap ramah dan
santun 3). Menciptakan suasana aman, edukatif dan rukun 4). Bila bermitra harus
saling menguntungkan dan bermanfaat bagi seluruh manusia dan mekhluq serta dpat
dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat 5). Tidak angkuh, sombong, kikir,
boros iri dan dengki dalam begaul dengan sesama manusia. 6). Selalu
berprasangka baik terhadap orang disekitarnya 7). Selalu berbuat kebajikan dan
tolong menolong terhadap sesama khususnya kepada fakir miskin dan anak yatim
piatu 8). Selalu berfikir dengn benar sebelum bertindak dan berbuat. 9). Tidak
pilih kasih dalam bergaul Selain itu, doa orang yang berlaku adil tidak akan
ditolak oleh Allah SWT. Nabi bersabda yang artinya:”tiga orang yang tidak
ditolak doanya: orang yang sedang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil,
dan orang yang teraniaya, Allah mengangkat doa mereka ke atas awan dan dibuka
untuk doa itu segala pintu langit. Seraya Allah SWT berfirman: Demi
kebesaran-Ku sesungguhnya Aku akan menolong engkau walau pertolongan-Ku Aku
berikan pada masa kelak”. (HR. Ahmad) 4. Orang yang melakukan keadilan
mempunyai keutamaan sebgai berikut : 1). Terhadap diri sendiri, dapat seimbang
antara : a. doa dengan usahanya; b. karunia dengan ibadahnya c. dunia dengan
akhiratnya 2). Terhadap orang lain, memperlakukan manusia sebagai mana mestinya
dan memandang sama serta memperhatikan kewajiban dan haknya. 3). Menciptakan
ketenteraman dalam kehidupan masyarakat, Sebab, menegakkan keadilan berarti
menegakkan hukum perundang-undangan, peraturan dan tata tertib. Bersikap adil
hendaknya meliputu segala aspek kehidupan, baik hukum, hak dan kewajiban,
maupun dalam hal bergaul. Bahkan dalm berbicara pun hendaknya bersikap adil.
Firman Allah SWT Apabila keadilan telah tertanam dan dijalankan oleh setiap
manusia dalam segala aspek kehidupan, ketenangan dan kebahagiaan akan dapat
dirsakan oleh semua lapisan msyarakat. Karena pentingnya keadilan maka Allah
Swt memerintahkan agar setiap manusia berbuat adil. Sebagimana Firman-Nya :
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan.( An Nisa’ : 135 ) Berbuat sesuatu yang menyimpang dari
keadilan berarti berbuat zalim (aniaya). Sedangkan penganiayaan dapat merugikan
diri sendiri dan maupun orang lain. Karena itu, penganiayaan termasuk perbuatan
yang dilarang oleh agama dan tidak disukai oleh Allah SWT. Kita dilarang
berbuat zalim dan diperintahkan berbuat adil. Berbuat adil itu harus meliputi
segala hal, baik dalam perkataan maupun perbuatan, baik terhadap diri sendiri,
keluarga, masyarakat maupun lingkungan.
II. RIDHA
1. Pengertian Ridha termasuk salah satu akhlak
terpuji. Ridha artinya sudah merasa cukup dengan apa yang ia miliki, baik harta
maupun pekerjaan. Sebagian orng mungkin menganggap, bahwa sikp yang demikian
termasuk sikap yang buruk. Karena dengan merasa cukuo dengan apa yang
dimilikinya itu maka akan menimbulkan kemalasan pada dirinya dan tidak akan mau
bekerja. Pandangan yang seperti itu adalah pandangan yang sesat dan keliru.
Islam tidak mengajarkan kepada umatnya supaya hidup malas. Ridha dapat
menjauhkan diri dari ajakan nafsu terhadap berbagai tipu daya kehidupan dunia,
yang membuat orang lupa akan Allah SWT dalam mempersiapkan diri menuju
kehidupan akhirat kelak. Akibat godaan nafsu, seseorang tidak takut atas
ancaman yang akan diterimanya sehingga sikap dan perilakunya melampaui
batas-batas norma agama. Maka, untuk menghindari hal itu seorang muslim ditunut
untuk bersikap Qana’ah da dalam hidupnya. Qana’ah yang harus mengandung arti :
1). menerima dengan rela apa yang ada, 2). menerima dengan sabar semua
ketentuan Allah SWT 3). bertawakal kepada Allah SWT 4). memohon kepad Allah SWT
tambahan yang pantas, yang disrtai denga usaha dan ikhtiar 5). tidak tertarik
oleh tipu daya dunia. Maka jelaslah, bahwa Ridha itu berkaitan dengan sikap
hati atau sikap mental dalam menghadapi apa yang kita miliki atau dalam
menghadapi apa yang menimpa kepada diri kita. Kita terima dengan rela apa yang
ada, dan kita terima pula dengan tabah apa yang menimpa pada diri kita. Tetapi,
kita tetap bekerja sebagaimana mestinya dan tawakal kepada Allah. Apaila
pekerjaan kita berhasil maka kita bersyukur kepada Allah, artinya kita diberi
karunia nikmat dari-Ny. Adapun nikmat itu sdikit atau banyak, semuanya kita
terima dengan senang hati. Sebaliknya, jika apa yang kita usahakan itu belum
membawa keberhasilan maka kita terima juga ketentuan yang demikian itu dengan
tabah dan sabar. Sebab, Tuhan Maha Kuasa utnuk berbuat atas segala sesuatu
menurut kehendak-Nya. Kita tidak boleh sombong kalau sedang beruntung.
Sebaliknya, kita juga tidak gelisah jika sedang merugi. Karena itu, sungguh
beruntung bagi orang yang hatinya telah mencapai qana’ah. Seperti sabda
Rasulullah SAW, yang artinya : “berbahagialah bagi orang yang mendapat petunjuk
untuk masuj Islam sedang keadaan hidupnya sederhana, tetapi Qana’ah”. (HR.
Turmudzi ) Selain itu dalam hadits lain beliau bersabda, yang artinya :
“Qana’ah itu adalah harta yang tidak hilang dan simpanan yang didak akan
lenyap”. (HR. Thabrani dan Jabir ) Orang yang berjiwa qana’ah adalah orang yang
merasa cukup dengan ap yang ia miliki. Orang yang memiliki jiwa qana’ah itu ia
akan bebas dan tiddak terikat dengan segala sesuatu, sebab ia tidak mempunyai
ambisi apapun. Ia rela (Ridha) dengan kedudukan, harta dan ilmu yang ia miliki,
sbab ia mempinyai keyakinan bahwa ini semua sudah menjadi kepastian Allah SWT.
Karena itu, orang yang berjiwa Qana’ah hidupnya akan tenteram, tidak tamak dan
rakus. Semua pemberian Allah yang berupa apapun ia menerima dengan ridha dan
rasa syukur. Allah berfirman yang artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". Jadi, orang yang mensyukuri nikmat
Allah niscaya Allah akan menambah nikmat kepadanya. Tetpi, ada pula orang yang
hidupnya. selalu meras kurang , sehingga hidupnya gelisah dan tidak tenang.
Maka, orang itu tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya, karena
itu disebut kufur. 2. Fungsi ridha dalam kehidupan Pribadi 1). menjadilan
seseorang hidup tidak tamak 2). menjadikan seseorang hidupnya berjiwa tenang,
rela terhadap semua pemberian Allah, dan selalu mensyukuri semua nikmat Allah
yang dilimpahkan kepadanya 3). menjadikan seseorang dalam hidup di dunia ini
untuk mencari kebahagiaan hidup di akirat, dengan tetap ber ikhtiar. 3. Fungsi
ridha dalam kehidupan bermasysrakat 1). seseorang tidak tamak dan tidak ambisi
terhadap kekayaan dan kedudukan yang dimiliki orang lain 2). seseorang tidak
akan terperdaya oleh kemewahan hidup di dunia 3). Seseorang akan suka
menegakkan kalimat Allah
III. AMAL SALEH
1. Pengertian Amal shaleh maksudnya adalah berusaha
melakukan perbuatan baik, berupaya membantu saudanya yang ditimpa musibah dan
meringankan persoalan yang terjadi. Amal shaleh adalah melakukan pekerjaan baik
yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain berdasarkan ikhlas karena
Allah semata. Sebagaimana frman Allah yang artinya : “dan orang-orang yang
beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di
dalamnya”. (QS AL-Baqarah : 82) 2. Yang termasuk perbuatan amal saleh
diantaranya : 1). Amal Jariyah : pekerjaan yang mendatangkan pahala karena
memberikan manfaat kepada orang lain, seperti membangun tempat ibadah. 2). Amar
Ma’ruf : menyeru atau mengajak orang untuk berbuat kebaikan, baik secara lisan
maupun dengan memberikan contoh tauladan dalam bentuk perbuatan langsung.
Perhatikan Firman Allah yang artinya : “dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS
Ali-Imran ; 104) 3). Berbakti kepada orang tua Keharusan berbakti kepada orng
tua yang diajarkan dalam Islam sangatlah rasional, mengingat sedemikian besar
jasa ibu dan bapak dalam merawt dan menjaga anak-anak sejak dari kandungan
hingga dewasa. Sesuai dengan firman Allah : Artinya : “Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
Perkataan yang mulia” (QS. Al-Israa 23 ) 3. Amal saleh kepada Allah seperti:
1). Memulai sesuatau perbuatan baik dengan Basmalah dan mengahirinya dnegan
Hamdalah 2). Berniatlah dengan ikhlas karena Allah setiap perbuatan baik yang
hendak kita lakukan dan jangan lupa berfikir dengan matang dan benar 3).
Disiplindalam bribadah dan beramal shaleh serta berdasarkan ilmu 4). Selalu
berzdikir dan berdoa kepada Allah setelah berusaha dan berikhtiar 5). brtawakal
dan bersabar serta bersyukur kepada Allah 4. Amal shaleh terhadap diri sendiri
misalnya : 1). Beribadah dan beramal shaleh kepada Allah 2). Tidak membiarkan
diri jatuh kedalam dosa, kebinasaan, kehancuran seperti judi, zina, mencuri,
narkoba, merokok, merampok dan lain-lain 3). Saling membantu dan mengurangi
penderitaan orang lain karena Allah 4). Menjauhkan sikap tercela seperti :
buruk sangka, iri, dengki, kikir, boros, adu domba dalam bergaul sesama
manusia. 5). Menjauhkan sikap malas belajar, malas bekerja, pesimis, penakut,
tergesa-gesa dan sikap atau sifat yang jelek lainnya. 5. Berikut perbuatan amal
saleh yang perlu kita tingkatkan untuk memajukan umat Islam saat ini 1.)
Disiplin dalam belajar, Tugas seorang pelajar adalah belajar dengan ttekun.
Dalam hal ini para pelajar dituntut untuk bekerja keras, dalam membaca dan
menelaah pelajaran. Orang yang senang membaca akan memperoleh ilmu pengetahuan
yang banyak. Belajar hendaknya dijauhkan dari hal-hal yang kurang baik
(negatif), seperti permainan, video game, kenakalan remaja atau hal-hal lain
yang kurang baik bagi seorang pelajar. Sebab pelajar yang sudh mengenal
pergaulan diluar rumah yang negatif akan berakibat fatal. Mereka akan
mengabaikan pelajaran di sekolah. Dalam hal ini orang tua mempuyai pranan yang
sangat penting . Mereka harus dapat mengarahkan anak-anaknya agar gemar mambaca
hal-hal yang positif dan melarang membaca yang berbau negatif, seperti bacaab
pornografi dan lainnya. Orang tua harus mempunyai sikap wspad di dlam mengawsi
putra putrinya yang msih duduk di bangku sekolah. Karena pada masa sekarang
banyak pelajar yang tidak menghiraukan dirinya sebagai pelajar, sebab mereka
sudah mengenal dunia diluar sekolah. Oleh sebab itu pemerintah menghimbau agar
para pelajar jangan mudah tekena pengaruh arus diluar sekolah seperti, narkoba,
minuman keras, pergaulan bebas. Seorang pelajar harus tekun belajar demi masa
depan bangsa dan negaranya. 2). Disiplin dalam bekerja Disiplin dalam bekerja
adalah modal dasar untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Seorang muslim harus
disiplin dalam bekerja, giat berusaha, tidak mengandalkan orang lain, atau
bermalas-malasan sambil menentukan uluran tangan orng lain. Rasulullah SAW,
memberikan contoh, sebaik-baiknya penghasilan adalah usaha sendiri dan
penghidupan yang bersumber dari penghasilan itu. Oleh karena itu hendaklah
rajin dan disiplin dalam bekerja, agar mendapat kesejahtaraan dan kebahagiaan
hidup dengan tidak lupa mengingat Allah swt. Maksud disiplin dalam bekerja
adalah menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Misalnya, seorang bekerja di
perusahaan maka ia harus mentaati semua peraturan sehingga menghasilkan sesuatu
yang lebih banyak. Atau kita berusaha ssendiri dengan kerja keras dan penggunan
waktunya diatur. Dengan demikian akan menghasilkan sesuatu yang lebih banyak.
Sebaliknya seseorang yang kurang disiplin dalam bekerja maka akan merugikan
diri sendiri dan merugikan perusahaan. Seseorang yang giat bekerja mempunyai tujuan
atau angan-angan, seakan-akan hidup selama-lamanya. Jadi setiap hari ia
mendapatkan kepuasan dengan keberhasilan usaha atau pekerjaannya. 3). Disiplin
dalam berlalulintas Untuk mencapai ketertiban di jalan raya, semua pengguna
jalan hendaknya, mempunyai kesadaran untuk mentaati peraturan lalulintas, dalam
bentuk rambu-rambu lalu lintas. Untuk menghidari kecelakaan hendaknya jangan
kebut-kebutan, jangan emosi, jangan ceroboh, taati rambu-rambu. Begitu juga
dalam melengkapi surat-surat kendaran. Seperti SIM, STNK, Hubungannya dengan
lalulintas pemerintah mengeluarkan undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan
No 22 tahun 2009, adalah untuk menertibkan para pemakai jalan di Indonesia yang
makin hari makin bertambah, baik jumlah kendaraan, angka pelanggaran, maupun
angka kecelakaan. 4). Disiplin dalm beribadah. Manusia sebagai makhluk Allah
yang paling tinggi derajatnya dengan diberi akal untukl berfikir hingga dpat
membedakan antara ang benar dengan yang salah, bahkan untuk mengelola alm
semesta. Maka sudah sepantasnyalah manusia mendekatkan diri kepada Allah, atau
bersyukur dengan meningkatkan ibadahnya kepada Allah. Manusia mengemban amanat
yang paling besar yaitu amanat aibadah dan amanat sebagai khalifah. Amanat
ibadah artinya manusia wajib menyembah serta tunduk dan patuh hanya kepada
Allah swt, sebagaimana Firman-Nya. Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”. (QS. Al-Bayyinah
; 5 ) Dengan demikian secara akal maupun wahyu, manusia wajib berhubungan
kepada Allah utnuk mengabdikan dirinya dengan mendisiplinkan ibadh, seperti
mengerjakan shalat, menunaikan zakat dan ibadah yang lainnya. 5. Disiplin dalam
masyarakat Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar
belakang budaya, setiap mnusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karnanya
setiap manusia memiliki watak dan ingkah laku yang berbeda, naum dengan
bemasyarakat mereka tentu memiliki norma-norma dan nilai-nilaikemasyarakatan
serta peraturan yang disepakati bersama, yang harus dihormati dan dihargai.
Sebagai bangsa Indonesia yang religius dan berfalsafah Pancasila, tentunya kita
harus mentaati dan mematuhi nilai-nilai dan norma-norma serta adat yang berlaku
pada masyarakat kita. Sesuai dengan naluri kemanusiaan, setiap anggota
masyarakat ingin lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Sekiranya tidak ada aturan yang mengikat dalam kemasyarakatan sesuai dengan
ketentuan yang telah digariskan oleh agama, niscaya kehidupan masyarakat akan
kacau balau, karena setiap pribadi dan kelompok akan membanggakan diri pribadi
dan kelompoknya masing-masing. Berdasarkan kenyataan ini agama Islam menegaskan
bahwa manusia yang paling berkualitas disisi Allah, bukanlah karena keturunan
atau kekayaan, akan tetapi berdasarkan ketakwaannya. Ketakwaan merupakan
perwujudan dari kedisiplinan yang tinggi dalam mematuhi perintah Allah. Ketakwaan
adalah harta pusaka yang tidak dapat diwariskan melalui garis keturunan. Agama
Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan satu bangunan didalamnya
terdapat komponen yang satu sama lain mempunyai fungsi berbeda-beda. Manakala
salah satu komponen itu rusak maka seluruh bangunan itu akan rusak atau binasa.
Hadits Nabi menegaskan yang artinya : Seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya
bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian lainnya. Kemudian
beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah ke jari-jari tangan sebelah lainnya.
( HR. Bukhori Muslim dan Turmudzi) 6. Disiplin dalam penggunaan waktu Dalam
menggunakan waktu perlu diperhatikan dengan saksama, waktu yang sudah berlalu
tidak mungkin akan kembali lagi. Demikian pentinganya arti wakti sehingga
berbagai bangsa di dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan “waktu adalah uang”
. Peribahasa arab menyatakan: waktu adalah bagaikan pedang dan waktu adalah
emas. Kita orang Indonesia menyatakan sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian
tidak berguna. Seandainya seorang siswa yang pada waktu belajar di rumah masih
terus bermain-main dan pada waktu tidur ia gunakan untuk begadang semalam
suntuk, tentu hidupnya menjadi tidak teraur. Karena ia tidak pandai menggunakan
waktu dengan tepat. Oleh karena itu, hargailah waktu dengan cara berdisiplin
dlam merencanakan, mengatur dan menggunakan waktu yang Allah karuniakan kepada
kita tanpa dipungut biaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar